Sunday, July 5, 2015

Kue Kurma a.k.a Kue Kacang Karamel

Bismillahirrahmanirrahiim, Assalamu'alaikum ^_^


Resep kue kering yang saya mau share kali ini masih bertema kacang ya ibu-ibu.., karena  kemarin waktu buat kue bangket ada sisa kacang medenya, jadi ya sekalian ajalah ya. Kue yang satu ini merupakan salah satu kue lebaran kegemaran saya waktu kecil, walaupun dulu  jarang banget nemuin kue satu ini dirumah-rumah tetangga (dan rumah saya juga). Nemu resepnya di blognya mbak Hesti (again hihi..), jadi ingin bernostalgia deh ^_^. Waktu  dulu sih nggak pernah tau namanya apa (nggak perduli juga yang penting makan hehe..), taunya ada yang nyebut kue kurma atau kue kacang karamel. Awalnya lihat judulnya, kirain kuenya pake kurma, eh ternyata cuma bentuknya aja yang sebesar buah kurma.


Proses membuat kue ini tergolong mudah, cuma yang agak merepotkan adalah proses melapisi kue dengan karamel. Karamel terbuat dari gula pasir yang diberi sedikit air dan dimasak hingga menjadi karamel. Hal yang paling penting dalam membuat karamel adalah jangan mengaduknya, lebih baik menggoyangkan wadah jika ingin membuatnya rata dan inipun jangan dilakukan terlalu sering. Jika diaduk terlalu sering, gula malah akan menggumpal dan tidak akan membentuk karamel. Kemudian sebelum dibalurkan ke kue, karamel mesti dikasi air panas secukupnya ya supaya nggak terlalu keras, tapi jangan sampai kebanyakan juga, ntar karamelnya malah terlalu cair sehingga kacang nggak bisa nempel dan karamelnya nggak bisa kering. Jika sudah dingin, karamel akan menjadi padat sehingga sesekali kita harus memanaskan karamel jika pekerjaan membalur kue belum selesai. Ketika memanaskan, gunakan api yang kecil karena kita hanya perlu mencairkannya saja. Jika api terlalu besar, karamel akan cepat sekali menjadi gosong dan pahit.

Proses membalur kue harus dilakukan satu demi satu ya, dan begitu sudah terbalur dengan karamel, segera guling-gulingkan dikacang. Jangan sekali-kali melakukannya sekaligus karena itu akan menghancurkan kue anda. Saya kemarin mencoba cara itu dan walhasil??? berantakan pemirsah. Kue yang memang agak rapuh dengan segera hancur ketika saya mengaduknya dalam karamel dengan cepat, pengadukan memang harus dilakukan cepat sebelum karamel menjadi keras kan? Dan ternyata itupun kurang cepat karena karamel sudah mengeras hanya dalam waktu 1 menit, apalagi karamelnya nggak ditambah air. Akhirnya saya dan adik sayapun berjuang menyelamatkan kue yang masih bisa diselamatkan (halah lebay..). Karena agak sedikit trauma, maka karamel saya ganti dengan dcc (dark cooking chocolate) yang dilelehkan. Namun baru ketika beberapa kue sudah selesai, adik saya nyicipin coklatnya, eh ternyata agak langu-langu gitu padahal tanggal kadaluarsanya masih lama. Mana coklat yang dilelehin lumayan banyak lagi, plus kacangnya juga habis, untung ada wijen sisa buat onde-onde tertawa yang perlu disangrai dulu sebelum dipakai, hadeh.. lengkap sudah. Ya mau nggak mau akhirnya balik lagi bikin karamel, kali ini karamel dikasi sedikit air jadi nggak terlalu cepat mengeras. Ingat, menuangkan air untuk mengencerkannya setelah gula jadi karamel ya. Alhamdulillah kelar juga, begitu kue terakhir selesai saya langsung keluar dari dapur untuk sedikit menghilangkan penat, fuih.. langsung ngelap keringat dikening (maklum saya dan adik saya ira selama 2 hari berkutat terus didapur). Nggak sempat ikut sholat tarawih waktu itu, karena ngejar waktu sebelum adik saya berangkat piket malam di Puskesmas (adik saya seorang bidan). Mungkin
karena lebih mementingkan kue daripada ibadah makanya sial mulu hehehe.. , tapi nggak kebayang juga kalau saya mengerjakan semuanya sendiri kayaknya stresnya bakalan double.


Tapi saya harap cerita saya tadi tidak menyurutkan keinginan anda untuk mencoba membuat kue ini di rumah. Kuncinya jangan takut untuk mencoba, kita akan lebih cepat belajar jika sebelumnya pernah melakukan kesalahan, ya kan??. Namun jika anda terlalu ragu-ragu menggunakan karamel, pakai aja dcc. Jujur menurut saya kue ini memang lebih enak jika menggunakan karamel, buktinya kue ini lebih dulu ludes daripada si bangket kemarin hihi.. Saya pribadi lebih menyukai kacang, tapi suami dan babe lebih suka yang pake wijen. Untuk balurannya anda bisa juga menggunakan meses, cornflakes, spikel atau yang lainnya, disesuaikan selera aja ya. Saya memodif cara membuat dari resep mbak Hesti (yang bisa lihat di sini ya http://goo.gl/5dIWck) sesuai dengan pengalaman saya, berikut resep selengkapnya.

Bahan:

  • 250 gram mentega
  • 75 gram gula halus
  • 1 butir telur
  • 300 gram tepung terigu
  • 2 sdm maizena


Bahan lapisan karamel:

  • gula secukupnya
  • air mendidih secukupnya
  • kacang mede atau wijen sangrai secukupnya


Cara membuat:

  1. Kocok mentega dan gula halus sampai putih, masukkan telur.
  2. Masukkan tepung terigu dan maizena ke dalam adonan sedikit demi sedikit, aduk rata.
  3. Cetak adonan sebesar ibu jadi atau sesuai selera (saya menimbangnya agar ukurannya sama). 
  4. Letakkan dalam loyang.


  5. Panggang dalam suhu 160-180 derajat celcius, selama sekitar 30 menit.


Cara membuat lapisan karamel:

  1. Masak gula dengan api kecil sampai meleleh dan berwarna keemasan. Aduk sesekali jika untuk meratakan saja
  2. Kemudian masukkan air mendidih sedikit demi sedikit. Biarkan rata dan menjadi cairan gula yang kental.
  3. Dalam kondisi panci karamel, masukkan kue satu persatu, angkat dan langsung gulingkan diatas kacang cincang. Jika karamel mulai mengeras, beri sedikit air panas kembali dan panaskan dengan api kecil.
  4. Biarkan dingin, lalu masukkan dalam toples.


So selamat mencoba dan happy baking ^_^

No comments:

Post a Comment

//--tambahan anti ctrl+p //--Eof